Patung Buddha Tidur Mojokerto
Patung Budha Mojokerto Raksasa merupakan patung yang menggambarkan Buddha Gautama. Patung ini dibuat pada tahun 93 dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4 setengah meter, menjadikannya salah satu patung terbesar di Indonesia. Patung ini dibangun menghadap ke arah selatan, yang merupakan kiblat bagi pemeluk agama Budha. Posisi patung sebenarnya bukanlah tidur, melainkan posisi saat Sidharta wafat. Patung ini dibangun di atas kolam air yang melambangkan Abu dari Sidharta yang dibuang ke laut. Di sekeliling bagian bawah patung, terdapat relief yang menceritakan tentang kuda. Tidak hanya patung, di tempat ini juga terdapat aneka macam patung dan miniatur candi, seperti candi Borobudur, patung Kera Sakti, serta patung dari tokoh-tokoh dalam cerita Budha. Pada mulanya, patung ini dibuka untuk kegiatan ibadah umat Budha. Lambat laun, banyak pengunjung yang tertarik melihat patung ini. Maka, realokasi patung ini akhirnya diresmikan untuk umum pada tahun 2012. Patung Buddha Tidur Raksasa berlokasi di Kompleks Mahavihara Mojopahit dan dibuka setiap hari mulai dari jam 08.00 hingga 17.00. Harga tiket Wisata masuknya juga terbilang sangat murah.
Candi Bajangratu
merupakan gapura yang terletak di desa Temon, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini merupakan salah satu situs bersejarah dari Kerajaan Majapahit yang berusia sekitar abad ke-13 dan 14. Candi Bajangratu memiliki tinggi 16,1 m dan terbuat dari batu bata merah. Meskipun terkenal sebagai candi, sebenarnya Candi Bajangratu adalah sebuah gapura yang membentang dari Barat ke Timur.
Terdapat larangan bagi wisatawan untuk naik ke bangunan utamanya karena ada kepercayaan yang menyebutkan bahwa seorang pejabat tidak diperkenankan untuk melewati gapura ini agar terhindar dari malapetaka. Meski demikian, kawasan sekitar Candi Bajangratu menjadi salah satu destinasi wisata sejarah favorit di Mojokerto.
Candi Bajangratu dan sekitarnya menjadi salah satu destinasi wisata sejarah favorit di Mojokerto karena banyaknya temuan peninggalan Kerajaan Majapahit yang tersebar di sekitarnya. Wisatawan dapat mengunjungi kawasan ini setiap hari mulai dari jam setengah delapan pagi hingga jam 3.30 sore dengan harga tiket yang terjangkau.
Petirtaan Candi Jolotundo

Petirtaan Jolotundo memiliki panjang 16,8 m, lebar 13,5 m, dua meter, dan kedalaman 5,20 m dengan material utama dari batu andesit. Sumber mata airnya konon tidak pernah habis, walaupun musim kemarau sekalipun. Masyarakat setempat mempercayai bahwa sumber air pada petirtaan Jolotundo berkhasiat dapat membuat awet muda. Selain itu, karena memiliki kandungan mineral yang tinggi, membuat air dalam kolam Jolotundo dinyatakan sebagai air terbaik di dunia setelah Zamzam.
Jolotundo merupakan destinasi wisata religi dan budaya yang cukup populer di Mojokerto. Petirtaan ini dibuka setiap hari selama 24 jam dengan harga tiket yang sangat terjangkau.
Museum Trowulan
Terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Indonesia. Museum ini didirikan pada tahun 1987 untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi sekitar Trowulan, yang berkaitan dengan sejarah Kerajaan Majapahit. Museum Trowulan dikelola oleh Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala Jawa Timur.
Koleksi di Museum Trowulan didominasi oleh benda cagar budaya peninggalan Kerajaan Majapahit. Koleksi di museum ini dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti koleksi tanah liat, keramik, logam, dan batu. Ada aturan ketat yang diterapkan oleh pihak museum kepada para pengunjung, di mana pengunjung dilarang untuk memfoto benda-benda bersejarah di dalam museum.
Museum Trowulan buka setiap hari dengan jam buka yang berbeda. Pada hari Senin sampai Kamis, museum ini buka pada jam delapan pagi hingga 4 sore. Sedangkan pada hari Jumat sampai Minggu, museum ini buka dari jam 8 pagi hingga tiga sore. Terkadang museum juga tutup ketika terdapat ritual keagamaan. Harga tiket masuk museum ini sangat terjangkau, bahkan sangat terjangkau untuk anak-anak sekolah yang sering mengunjungi museum untuk belajar.